Bila Seperti Itu.... Bolehkan Aku Jawab Seperti ini?
08 October 2010 - - 10
Sebentar lagi ya... lagi tanggung nich... waduh.... malah dah habis waktu sholatnya, boleh jama' gak?
Bila Allah menyuruh pergi Haji
Besok-besok lah.... lagipula tahun ini saya ada rencana ke perancis... tahun depan ke meksiko.....lagian ka'bah gak bakal lari koq... nanti lah gampang...
Bila Allah suruh puasa
Waduh... saya lagi sakit.... kalau puasa perutku jadi sakit gimana? kan dalam islam itu menjaga nyawa juga penting.....
Bila Allah menyuruh menutup aurat ..
alaaah... .iman kan ada di hati, bukan dipakaian... yang penting gak munafik.... lagian orang yang menutup aurat juga gak semuanya baik.
Bila Allah menyuruh melaksanakan hukum-Nya ..
Jangan ekstrim lah.... negara kita kan bukan negara islam... berdakwahlah dengan damai....,pelan-pelan.... hukum Allah itu terlalu keras, nanti orang kafir jadi takut.
Bila Allah melarang main judi ...
Gak apa lah... sekali-kali.... nanti kalau menang saya pergi ke mekah, infaq di masjid, juga sedekah ke anak yatim.
Bila Allah melarang pekerjaan maksiat ...
Inilah rezeki kami .... udah gak ada kerjaan lain yang bisa kami lakukan... kami juga punya anak... kalau gak kerja semacam ini anak-anak kami beri makan apa....?
Bila kena razia saat pacaran
Pak.... Dia ni tunangan saya ... minggu depan kami nikah ... gak salah koq..... Lagipula kami gak berbuat apa-apa... saya hanya numpang buang air di kamar hotel ni ...
Bila gak sholat subuh ....
yaaa... kesiangan dech... lihat jam malah udah jam 8, soalnya tadi malam terlambat tidur... dengerin ceramah agama.
Manusia ini memang banyak alasannya. Alasan selalu akan membawa kepada hal-hal yang lebih negatif seperti ditambahkan sifat lupa ... ditambahkan sifat malas .. sifat bakhil dan sebagainya. Sebab itu kalau ada perintah ... jangan beralasan lagi.... Tapi carilah jalan untuk melaksanakannya, meskipun sebelumnya kita mengingkarinya.
* Sekadar muhasabah diri untuk kebaikan kita bersama. Wallahu'alam
Kok selalu ada aja lasanya ya, kayaknya saya juga kena tembak nih. tapi mudah-mudahan saya bisa mengendalikan sikap (bukan termasuk yang suka membuat alasan)
ReplyDeletemaaf mister, pertanyaanya saya ngga berani jawab, takut "kualat"
ini makrus ali bukan mantan kyai Nu menggugat kan...? hehe.....
ReplyDeletebaiknya antum baca2 lagi pemahaman2 ulama ahlussunnah, dari kurun salaf hingga khalaf. dari imam syafi'i yg berkata "albid'atu bid'ataini, mahmuudatun wa madzmuumatun. famaa waafaqossunnh fahua mahmuudun, dst. atau almuhdastatu dhorbaani, dst. atw pmahamanya imam nawawi addamsyiqi ra, imam suyuthi, izzuddin dn ulama2 lain ra...
ReplyDeleteallohumma arinal haqqo haqqo warzuqnattibaa'ah, wa arinal baathila baathila warzuqnajtinaabah
wallohu a'lam.
biar antum tidak menilai saudara antum secara tidak haqq, hati2 dengan prasangka antum....
ReplyDeletekhoiron (khoir.phy@gmail.com)
atau mungkin antum perlu membaca buku "pemahaman2 yang mesti diluruskan, mafahim yajiibu an tusahha" sayyid alawi almaliki alhasani. supaya hilang prasangka2 buruk sesama ummat Muhammad ini...
ReplyDeleteslalu ada,,alasan..!!!
ReplyDeleteternyata klo diliat manusia bnyak bgt akalnya, ga ini.. itu..
ReplyDeleteada ada aja
ada-ada saja alasan untuk meninggalkan perintah-Nya. padahal larangan itu juga untuk kebaikannya sendiri..
ReplyDeleteterlalu banyak ilmu dan keblinger.. :D ahaha
sebanyak itulah alasan untuk menjalankan perintah-Nya?? ada-ada sajaa
ReplyDeletethanks for useful info and good
ReplyDelete